Wednesday, April 10, 2013

KONSEP DAN PENGERTIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN


Pendidikan mempunyai peran aktif dalam menciptakan generasi yang mampu berinteraksi sosial dengan baik, sebaliknya sosiologi memberikan informasi ke dalam dunia pendidikan tentang nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Pendidikan Agama Islam mengenalkan kepada peserta didik tentang nilai-nilai yang terdapat dalam Agama Islam agar kelak ilmu yang dimiliki dan kemudian diamalkan sesuai dengan nilai-nilai dan ajaran keagamaan meskipun tidak secara mayoritasmasyarakat Indonesia adalah islam akan terapi sebuah nilai.
Pendidikan  bisa dianggap berhasil ketika peserta didik mempunyai kemampuan dan potensi untuk dimanfaatkan oleh dirinya, masyarakat, agama, bangsa, dan negara. Di sinilah letak hubungan fungsionalitas dan korelasi antar pendidikan islam dengan sosiologi, karena sosiologi membahas tentang interaksi sosial di masyarakat. Keberhasilan dalam pendidikan agama Islam tidak hanya bisa ditentukan dengan struktur nilai yang disimbolkan dengan angaka, melainkan lebih ditentukan oleh kehidupan interaksi social sehari-hari yang terjadi di sekolah, baik antar masyarakat, sekolah maupun antara sekolah dengan masyarakat sekitar dengan nilai-nilai keislaman.
Oleh karena itu sosiologi mempunyai kontribusi penting bagi pendidikan Agama Islam dalam kaitannya dengan penerapan agama dalam kehidupan bermasyarakat. Sesungguhnya studi sosiologi sangat penting untuk kita sebagai makhluk sosial. Diri kita sendirilah yang menjadi objek kajian sosiologi karena kita selalu berinteraksi dengan orang lain. Kita juga sebagai manusia yang berbudaya yang memiliki norma, nilai dan tradisi.






BAB II
PEMBAHASAN


A.    Konsep Sosiologi Pendidikan
Sesuai dengan berkembangnya peradaban manusia, maka berbagai ilmu pengetahuan yang tergabung dalam filsafat kemudian memisahkan diri dan memihak pada urusannya sendiri. Tepatnya pada abad ke-19, sosiologi muncul sebagai sosokilmu pengetahuan yang berusaha berdiri sendiri dengankajian tentang kehidupan manusia dalam masyarakat, di samping muncul pula psikologi yang mempelajari manusia sebagai individu yang berhubungan dengan prilaku dan sifat-sifat manusia.[1]
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat dalam proses pertumbuhannya dapat dibedakan dalam ilmu-ilmu kemasyarakatan lain seperti Ilmu Eknomi, Sejarah, Hukum, Antropologi Ilmu Kejiwaan dan lain sebagainya; akan tetapi secara kenyataan dalam praktek kehidupan masyarakat dari kesemua ilmu-ilmu kemasyarakatan (sosial) tidak mungkin dipisahkan.[2]
Manusia dengan segala tingkah lakunya di dalam menghadapi lingkungan sekitarnya menimbulkan usaha-usaha untuk mengetahui dam akhirnya memanipulasikan lingkungan skitar manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya, tingkah laku manusia dalam memanipulasikan tanah dengan berbagai ramuan dapat membuat batu merah, dan batu merah biji logam besi bisa dibuat beraneka raga, alat-alat perlengkapan, dari mekanik burung terbang dapat dibuat pesawat jet supersonic, dari mekanik ikan dapat dibangun kapal selam, dan sebaliknya. Dari sini kelihatanlah bahwa manusia ingin tahu kepada lingkungan sekitarnya, ingin menguasainya dan akhirnya ingin mempergunakannya. Kegiatan manusia di dalam mengetahui, menguasai dan memakai alam sekitarnya telah menimbulkanberbagai cabang ilmu ilmu pengetahuan teknik yang sampai dewasa ini meningkat pada teknologi nuclear serta mendarat di bulan, dan malah berkembang terus.[3]
Di dalam kegiatan manusia sebagai makhluk sosial menimbulkan berbagai ilmu pengetahuan sendiri. Termasuk di sini kita ialah kegiatan manusia untuk mendidik generasi-generasi mudanya, ialah dengan memberikan, menundakan mewariskan kebudayaannya kepada anak cucunya. Nah, di dalam karya mendidik inilah manusia berusaha untuk mengetahui bagaimanakah proses pendidikan itu dilihat dari segi sosialnya, ditinjau dari konstelansi sosial, di mana terjalin karya mendidik itu. Maka di sini timbulah suatu cabang ilmu pengetahuan ialah sosiologi pendidikan. Atau kalu dengan istilah yang lebih pendek dapatlah dipergunakan Sosio-Paedagogika.[4]

B.     Pengertian Sosiologi Pendidikan
Kata sosiologi pendidikan terdiri dari dua kata yaitu sosiologi dan pendidikan,
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya dijelaskan bahwa struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsure-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial. Sedangkan proses sosial adalah adalah pengaruh timbale balik antara pelbagai segi kehidupan bersama.[5]
Beberapa pendapat para ahli yang telah mencoba member pengertian sosiologi sebagai berikut:
1.    Roucek and warren, mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok.[6]
2.    Y.B.A.F. mayor Polak mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni antar hubungan di antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok baik formil maupun materil, baik statis maupun dinamis.[7]
3.    Hasan Shadily menyebutkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan itu.[8]
4.    David B. brinkerhoft dan Lynn K. white
Berpendapat bahwa sosiologi adalah studi sitematik tentang interaksi sosial manusia.[9]

Pengertian pendidikan, secara sederhana dapat merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.[10]
Pengertian sosiologi pendidikan menurut beberapa para ahli menyatakan sebagai berikut:
1.      Charles A. ellwood, menyatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari/menuju untuk melahirkan maksud hubungan-hubungan antara semua pokok-pokok masalah antara proses pendidikan dan proses sosial.[11]
2.      Drs. H. Abu Ahmadi, menyatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan (dari ilmu jiwa pendidikan) yang membahas proses interaksi sosial anak-anak muali dari keluarga, masa sekolah, sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosio kulturil yang terdapat da dalam masyarakat dan di dalamnya.[12]
Dengan demikian pemakalah dapat mendefinisikan bahwa pengertian sosiologi pendidikan adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara masyarakat, yang didalamnya terjadi interaksi sosial, dengan pendidikan sehingga lingkungan itu sendiri  dapat mempengaruhi adanya pendidikan baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.


C.    Tujuan Sosiologi Pendidikan
Perlu kiranya dirumuskan secara konkret apakah kiranya yang menjadi tujuan daripada sosiologi pendidikan di Indonesia yang sudah jadi barang tentu diselaraskan dengan tujan pembangunan Indonesia moderent. Adapun tujuan dari pada sosiologi pendidikan di Indonesia ialah:
1.      Berusaha memahami peranan sosiologi dari pada kegiatan sekolah terhadap masyarakat, terutama apabila sekolah ditinjau dari segi kegiatan intelektual. Dus dengan begitu sekolah harus bisa menjadi suri tauladan di dalam masyarakat sekitarnya dan lebih luas lagi, atau dengan singkat mengadakan sosialisasi intelektual untuk memajukan kehidupan di dalam masyarakat.
2.      Untuk memahami seberapa jauhkah guru dapat membina kegiatan sosial anak didiknya untuk mengembangkan kepribadian anak.
3.      Untuk mengetahui pembinaan ideology pancasila dan kebudayaan nasional Indonesia di lingkungan pendidikan dan pengajaran.
4.      Untuk mengadakan integrasi kurikulum pendidikan dengan masyarakat sekitarnya agar supaya pendidikan mempunyai kegunaan praktis did al masyarakat, dan Negara seluruhnya.
5.      Untuk menyelidiki faktor-faktor kekuatan masyarakat, yang bisa menstimulir pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.
6.      Member sumbangan yang positif terhadap perkembangan ilmu pendidikan.
Member pegangan terhadap penggunaan prinsip-prinsip sosiologi untuk mengadakan sosiologi sikap dan kepribadian anak didik.[13]



[1] Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori, dan, Terapan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002, h. 1
[2] Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori, dan, Terapan, h. 1
[3] Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, h. 4
[4] Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, h. 5
[5] Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori, dan, Terapan, h. 6
[6] Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori, dan, Terapan, h. 5
[7] Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori, dan, Terapan, h. 6
[8] Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori, dan, Terapan, h. 6-7
[9] Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Putra Utama, 2011, h. 2
[10] Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Putra Utama, 2011, h. 8
[11] Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, h. 7
[12] Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, h. 9
[13] Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, h. 10-11

No comments:

Post a Comment